Senin, 08 Oktober 2018

Analisis Model Komunikasi Doa


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

MATA KULIAH KOMUNIKASI BISNIS


Dosen: Eman Sulaeman Nasim

ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DOA

Disusun Oleh:
Diah Ayu Tristianti
5 – 07 / 2301160196 / 11
Tahun Ajaran: 2018 / 2019
Mahasiswa Program Diploma III Keuangan
Spesialisasi Perpajakan


ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DOA

      Apakah doa merupakan model komunikasi linear? model komunikasi linear adalah model komunikasi satu arah, dimana proses penyampaian pesan dilakukan oleh komunikator saja tanpa adanya feedback atau umpan balik oleh komunikan. Selain model komunikasi linear, ada 2 jenis model komunikasi lainnya yaitu interaksional dan transaksional. Model komunikasi interaksional adalah model komunikasi dua arah, komunikator dapat menjadi komunikan begitu pula sebaliknya. Selanjutnya, model komunikasi transaksional adalah model komunikasi yang menitikberatkan pada pertukaran pesan yang berlangsung secara terus – menerus dalam suatu sistem komunikasi. Lalu, apakah doa merupakan model komunikasi linear?
     Sebelum menjawab pertanyaan mengenai model komunikasi doa, mari kita ketahui terlebih dahulu definisi doa menurut KBBI dan Wikipedia. Menurut KBBI, doa adalah permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepada Tuhan. sedangkan menurut Wikipedia, doa adalah rayuan kepada Allah (Tuhan) untuk penganut Islam. Caranya adalah dengan meletakkan tangan dihadapan dan menghadap kedua tapak tangan keatas. Ia sering dilakukan setelah sembahyang, sewaktu mengambil air sembahyang (wudhu), waktu makan dan minum, berniat puasa dan sebelum tidur. Ia juga digunakan dengan beberapa niat pada perbuatan yang baik menurut ajaran agama islam.
      Untuk menjawab model komunikasi doa, penulis berpedoman pada salah satu ayat yaitu QS Ghafir: 60, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang – orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.”. Dari ayat tersebut penulis simpulkan, sesungguhnya doa – doa seseorang akan diperkenankan oleh Allah. Doa sebagai perantara pesan komunikator (manusia) kepada komunikan (Allah SWT). Wujud dikabulkannya atau dijawabnya doa tidak selalu dapat diukur dengan materi, terkadang Allah SWT menjawab doa kita dengan cukup memberikan rasa nyaman, iklas, sabar. Seperti firman Allah SWT QS Al – Baqarah: 186, “Dan apabila hamba – hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasannya aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaku.”  Sebab segala sesuatu apapun wujudnya hanya datang dari Allah SWT. Penulis mengangap doa merupakan model komunikasi interaksional antara manusia dan Tuhannya.
      Namun, adakalanya doa – doa yang kita panjatkan tidak dikabulkan oleh Allah SWT. Jika kita kaitkan dengan model komunikasi, kita mengetahui ada gangguan – gangguan dalam menyampaikan pesan kepada komunikan. Gangguan tersebut dapat berupa kedzaliman, sikap melampaui batas terhadap orang lain, terburu – buru untuk dikabulkan, tidak membebaskan diri dari harta yang haram sebagaimana sabda Rasulullah SAW, seorang laki – laki telah memiliki semua sebab dikabulkannya doa, akan tetapi makanan dan minumannya haram dan ia diberi makan dengan yang haram. Maka beliau bersabda “bagaimana bisa doanya dikabulkan” (HR Muslim Nomor 1015). Adanya gangguan – gangguan tersebut akan merubah model komunikasi manusia dan Tuhan dari komunikasi interaksional menjadi komunikasi linear, sebab Allah tidak akan mengabulkan permintaannya dan komunikasi akan berlangsung satu arah saja.
      Kesimpulannya, doa dapat menjadi model komunikasi transaksional maupun linear, tergantung bagaimana gangguan dapat mempengaruhi dikabulkannya doa kita kepada Tuhan.

Daftar Pustaka
1.      Wikipedia. Doa. Diperoleh 9 Oktober 2018 pada
2.      Kamus Besar Bahasa Indonesia. Doa. Diperoleh 9 Oktober 2018 pada


3 komentar: